LIFE

Remaja, Orang Tua, dan Seks Bebas

Oleh : Alif Nurul Hidayah
Remaja saat ini semakin berani melakukan hubungan seksual pranikah. Nampaknya hal itu berkaitan dengan hasil sebuah penelitian, 10 – 12% remaja di Jakarta pengetahuan seksnya sangat kurang dan sekitar 40% remaja di Jakarta saat ini sudah tidak perawan. Ini mengisyaratkan pendidikan seks bagi anak dan remaja secara intensif terutama di rumah dan di sekolah, makin penting. Pengetahuan yang setengah-setengah ini justru lebih berbahaya bagi para remaja ketimbang tidak tahu sama sekali tentang pengetahuan seks. Dalam hal ini ketidak tahuan bukan berarti lebih tidak berbahaya.
Pengetahuan seks yang hanya setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga bisa menimbulkan salah persepsi. Dalam kaitan dengan hubungan seksual, bisa diambil contoh ada remaja yang berpendapat, kalau hanya sekali bersetubuh, tidak bakal terjadi kehamilan. Atau, meloncat-loncat atau mandi sampai bersih segera setelah melakukan hubungan seksual bisa mencegah kehamilan. Beberapa akibat yang sangat memprihatinkan adalah terjadinya pengguguran kandungan dengan berbagai risikonya, perceraian pasangan keluarga muda, atau terjangkitnya penyakit menular seksual, termasuk HIV yang kini sudah mendekam di tubuh ratusan orang di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, pendidikan seks secara intensif sejak dini hingga masa remaja tidak bisa ditawar-tawar lagi. Apalagi, saat ini sebagian besar penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual. Dengan adanya pendidikan seks, para remaja dapat mengurangi atau mencegah perilaku hubungan seks sembarangan. Yang berarti pula mengurangi tertularnya penyakit-penyakit akibat hubungan seks bebas. Pendidikan seks yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak azasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan di dalamnya sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga. Dengan itu diharapkan angka perceraian yang berdampak kurang baik terhadap anak-anak pun dapat dikurangi.
Hanya saja yang menjadi persoalan hingga kini adalah, masih banyak orang tua yang belum menyetujui pendidikan seks di rumah maupun di sekolah. Karena para orang tua menganggap pendidikan seks dapat menyebabkan kontroversi. Sekalipun itu untuk tujuan pendidikan, anggapan tabu untuk berbicara soal seks masih menancap dalam benak sebagian masyarakat khususnya orang tua.
Akibatnya, anak-anak yang berangkat remaja jarang yang mendapat bekal pengetahuan seks yang cukup dari  orang tua. Minimnya pengetahuan seks masih ditambah lagi dengan mudahnya mendapatkan prasarana untuk melakukan seks bebas seperti di motel, cottage, vila, alat kontrasepsi, film porno yang mudah di dilihat di internet, dll. Semua itu juga faktor yang ikut mempengaruhi remaja melakukan kegiatan seks bebas dan kumpul kebo.
Celakanya, remaja yang sudah terbiasa mengadakan hubungan seksual akan sulit menghentikannya. Menurut para remaja yang sudah terbiasa melakukan hubungan seks bebas, hal tersebut bukan semata-mata karena faktor ketagihan, tapi terutama akibat timbulnya persepsi bahwa melakukan hubungan seksual sudah merupakan hal biasa. Kalau itu sampai terjadi, Orang tua harus ikut bertanggung jawab. Orang tualah yang seharusnya pertama-tama memberikan pengetahuan seks bagi anak-anaknya.
Informasi seks dari teman, film, atau buku, yang hanya setengah-setengah tanpa pengarahan, mudah menjerumuskan. Apalagi kalau si anak tidak tahu risiko melakukan hubungan seksual pranikah. Oleh karena itu pendidikan seks harus sering dilakukan oleh orang tua terhadap anak dengan bentuk komunikasi. Dalam pendidikan seks anak tidak cukup hanya melihat dan mendengar sekali-dua kali, tapi harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Sebab itu, pendidikan seks hendaknya menjadi bagian penting dalam pendidikan di sekolah.
Orang tua dan pendidik wajib meluruskan informasi yang tidak benar disertai penjelasan risiko perilaku seks yang salah. Selain itu, seharusnya pendidikan seks di sekolah hanya sebagai pelengkap pendidikan seks di rumah. Bukan justru menjadi pendidikan yang utama seperti terjadi selama ini. Bagaimanapun juga, pendidikan seks bukan semata-mata tanggung jawab orang tua dan pendidik. Tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment