LIFE

Semua Berawal Dari Membaca dan Menulis




Banyak orang menyepelekan mengenai hal membaca dan menulis. Padahal kedua hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting dalam jalannya kehidupan seseorang. Tak ada orang pintar yang tidak belajar. Dan salah satu teknik memperoleh pembelajaran adalah dengan membaca. Dari membaca kita dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru yang selama ini belum didapat.
            Namun sayangnya di Indonesia budaya membaca dan menulis sangatlah minim. Untuk bangsa Indonesia budaya membaca dan menulis hanya dilakukan oleh kalangan tertentu, yaitu oleh orang- orang yang terdidik dengan baik atau kalangan intelektual.
Bila seseorang ingin maju maka sangat tepat bila ia mengadopsi budaya tulisan- membaca dan menulis- sebagai kebiasaan dan kebutuhannya. Bandingkan Indonesia dengan negara- negara seperti Singapura, Jepang, Australia, Eropa dan Amerika yang dimana mereka maju karena kualitas sumber daya manusianya. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas mereka adalah budaya membaca. Membaca dan menulis sudah menjadi konsumsi hidup mereka sehari- hari. Maka pastilah bila seseorang ingin maju maka mereka harus membiasakan diri untuk banyak membaca dan menulis,dan kemudian melakukan otodidak- belajar secara mandiri- serpanjang waktu.
Mungkin salah satu faktor minimnya minat membaca di Indonesia adalah karena masyarakat Indonesia sering kali disuguhi berbagai tawaran memikat yang meminimkan tindakan masyarakat untuk membaca tetapi dominan dengan menyimak. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi terutama pada televisi dan radio yang begitu pesat telah menggeser tradisi baca dan tulis yang belum begitu mengakar kuat di Indonesia.
Cerminan budaya terlihat kontras antara negara Jepang dengan negara Indonesia. Selain perbedaan negara Jepang yang sudah negara maju dan Indonesia negara terpuruk, dari cerminan kebudayaannya di Jepang setiap warganya tidak pernah menyia- nyiakan waktu sedikit pun. Di perjalanan dalam kendaraan umum seperti bis, mereka memanfaatkan waktu berharga dengan membaca baik koran, buku ataupun majalah. Sedangkan Indonesia, diperjalanan menunggu sampai tempat tujuan mereka tertidur manis di dalam bis.
Kegiatan membaca dan menulis haruslah diterapkan sejak kecil sehingga ketika manusia sudah dewasa, hal membaca dan menulis bukanlah suatu kewajiban tetapi suatu keharusan. Dimana mereka ketergantungan akan membaca dan menulis. Namun sampai saat ini di Indonesia masih minim akan hal tersebut. Fenomena inilah penyebab mutu bangsa yang besar ini susah untuk berkompentisi. Karena warganya belum terbiasa membaca dan menulis akibatnya mereka cuma memiliki pola fikiran yang kurang kritis dan analitis.
Mengatasi fenomena ini lebih tepat dengan menghidupkan kembali gerakan gemar membaca dan gemar menulis dari level pendidikan yang lebih rendah (Tk dan SD) sampai keperguruan tinggi yang langsung diimplementasikan dalam kehidupan dan bukan cuma hanya lewat seminar dan simposium yang hanya dihadiri oleh kalangan tertentu yang cendrung untuk mengkonsumsi guna memperkaya wawasan sendiri.


Alisa Agustine
082075
5E/ Jurnalistik
Ilmu Komunikasi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment